Ibu Sering Melahirkan Anggap Dirinya Sudah Piawa


Tingkat kematian ibu saat melahirkan di Indonesia masih sangat tinggi. Salah satu pencetusnya: si ibu sudah sering melahirkan.

Hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia tahun 2008, jumlah ibu meninggal mencapai 228 orang dalam setiap 100 ribu persalinan. Angka tersebut bukannya menurun dari target hanya 102 ibu meninggal saat melahirkan, tapi naik mencapai 359 orang setiap 100 ribu persalinan berdasarkan SDKI tahun 2012.

Dokter spesialis kandungan dan kebidanan Dr. dr. Dwiana Ocviyanti, SpOG[K] menyayangkan, banyaknya masyarakat, khususnya para ibu, berpandangan semakin sering punya anak menganggap dirinya semakin piawai dalam mengandung dan melahirkan.

"Padahal ketika ia sudah sering melahirkan, risiko ini (kematian saat melahirkan) juga sangat tinggi," kata dokter Ocviyanti dalam diskusi media Nutritalk 'Kesehatan Ibu Hamil: Membangun Landasan Bagi Kesehatan Masa Depan' di Jakarta, Selasa (28/1/2014)

Dia menjelaskan, ada empat penyebab kematian ibu saat melahirkan di Indonesia, yaitu perdarahan, preeklampsi, infeksi dan penyebab lainnya. Kematian ibu terjadi karena perdarahan yang terjadi amat banyak dan dalam waktu yang sangat cepat.

Penyebab utama perdarahan pada trimester 3: plasenta previa atau plasenta menutupi jalan lahir dan solutio plasentae atau plasenta yang lepas dari dinding rahim.

"Plasenta menutupi jalan lahir bayi, jadi ketika sudah pembukaan, bayi masi ada di dalam (kandungan) karena terhambat oleh plasenta yang menutupi mulut rahim. Ketika plasenta sudah robek maka darah yang akan keluar. Darah yang keluar bisa mencapai 500 ml per menit," jelas dokter dari Departemen Obstetri Ginekologi FKUI/RSCM tersebut.

Ia melanjutkan, sementara darah dalam tubuh manusia setidaknya terdapat 5 liter darah. "Jadi hanya membutuhkan 10 menit untuk menguras seluruh darah dari seorang ibu yang melahirkan," imbuh dia. [aji]

Plasenta previa dijelaskan Ocviyanti tidak dapat dicegah, tetapi dapat diidentifikasi pada trimester tiga.

Siapa yang berisiko? Dokter Ocviyanti mengatakan, mereka yang sudah pernah mengalami plasenta previa pada kehamilan sebelumnya, memiliki kemungkinan besar untuk mengalami kembali pada kehamilan selanjutnya.

"Ibu yang juga terlalu sering melahirkan juga memiliki risiko yang besar, rahim yang seharusnya mengkerut untuk menstop mengalirnya darah, karena sudah sering melahirkan menjadi longgar hingga darah terus keluar. Selain itu plasenta yang umumnya sudah pernah menempel di tempat yang sama, maka ia tidak akan mencari tempat yang lain, akan kembali menempel disitu," bebernya. 



sumber : inilah.com

0 comments:

Post a Comment

 

Blogger news

Blogroll

About