Ini Gejala Serangan Jantung Saat Usia Muda


Meninggalnya presenter Indonesia Ricky Jo menambah deretan panjang selebriti atau orang-orang berusia muda yang terkena serangan jantung berujung kematian.
Memang serangan jantung bisa datang kapan saja tanpa mengenal usia. Namun jika dilakukan pencegahan serta deteksi dini, risiko serangan jantung di usia muda bisa dihindari.
Banyak penyakit yang dahulu diderita oleh kaum lansia, namun kini justru banyak terjadi pada kaum muda. Perubahan lingkungan disinyalir menjadi faktor utama kemunculan berbagai penyakit kronis pada mereka yang masih berusia muda.
Dokter Spesialis Jantung Rumah Sakit Jantung Binawaluya dr Agus Riawan, SpJP mengatakan, serangan jantung pada saat ini mulai banyak mengincar kalangan muda akibat gaya hidup kurang sehat.
"Serangan jantung kini bukan hanya terjadi pada usia tua, bahkan remaja juga bisa terkena penyakit yang menyebabkan kematian tersebut," kata dr Agus di Jakarta.
Menurutnya, kini karena banyak faktor pemicu terlebih dari pola hidup yang tak sehat dan tingkat stres yang tinggi. serangan jantung tak hanya mengintai usia tua tapi juga tengah menjadi momok pada generasi yang berusia 20 hingga 30 tahun, bahkan pada anak-anak remaja.
“Tren saat ini memang cukup aneh, di mana kaum muda menjadi rentan terhadap penyakit jantung. Gaya hidup, makan junk food, kurang olahraga dan kadar kolestrol tinggi, menjadi faktor yang menyebabkan banyak kasus serangan jantung terjadi pada kaum muda,” jelasnya.
Jurnal kesehatan Hart and Miller, menyebutkan setidaknya tiga persen kasus stroke akibat penyumbatan pembuluh darah otak diderita pasien di bawah usia 30. Tidak hanya di negara berkembang seperti Indonesia, tetapi juga di negara maju, penderita penyakit jantung semakin banyak diderita di usia muda.
Penyakit jantung koroner (PJK) sebelumnya memang dimonopoli orangtua, terutama mereka yang telah berusia 60 tahun ke atas. Namun sekarang ini, justru ada kecenderungan juga diderita orang berusia di bawah 40 tahun.
Sebuah penelitian yang dipimpin oleh Russell Luepker dari University of Minnessota Amerika Serikat membuktikan hal tersebut. Hampir setengah dari partisipan yang meninggal dunia adalah pria di bawah umur 48 tahun.
Serangan jantung terjadi ketika aliran darah ke suatu bagian otot jantung terhalang. Jika aliran darah tidak bisa diperbaiki dengan cepat, bagian dari jantung tersebut akan rusak karena kekurangan oksigen dan bisa mengakibatkan kematian.
Banyak pemicu terjadinya serangan jantung. Di antaranya ialah faktor gaya hidup tidak seimbang, seperti olahraga tidak teratur, merokok, stres, kurang istirahat karena rutinitas padat, serta pola makan tidak sehat seperti banyak mengonsumsi gula tidak sesuai dengan porsi yang diharuskan.
Bisa juga karena karbohidrat, lemak dan protein inilah yang jika asupannya tidak dikontrol, bisa menyebabkan diabetes yang berujung pada penyakit jantung. Faktor risiko penyakit jantung lainnya adalah unsur bawaan seperti riwayat keluarga, umur, jenis kelamin, dan ras.
Lebih jauh dr Agus mengungkapkan, penyakit jantung juga bisa dipicu oleh penyakit lain seperti kolesterol tinggi, hipertensi, kegemukan, dan diabetes mellitus.
"Serangan jantung memiliki beberapa gejala selain nyeri dada yang sering disertai dengan penjalaran ke tangan kiri, pasien sering berkeringat, sesak atau perasaan seperti mau pingsan," ungkapnya.
Selain itu, sambung dr Agus, serangan jantung juga memiliki beberapa gejala yang tidak khas. Bahkan berdasarkan penelitian, hampir 50% dari penderita pernah mengalami gejala yang tidak khas.
"Itu sebabnya, jika pasien kurang yakin akan gejala yang dialaminya, segeralah pergi ke rumah sakit untuk diperiksa oleh ahli jantung. Karena jika pasien hanya mengira-ngira dan bisa menyebabkan salah duga, akan berakibat fatal, urainya.
Dan, menghindari faktor risiko adalah hal terpenting agar penyakit ini tidak semakin bertambah parah.

sumber : inialah.com

0 comments:

Post a Comment

 

Blogger news

Blogroll

About