BKKBN Gencar Sasar Remaja


INILAHCOM, Jakarta- Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) terus menyasar para remaja untuk memberikan pemahaman pentingnya menunggu kematangan alat reproduksi sebelum memutuskan untuk kawin muda.

Kepala BKKBN, Fasli Djalal menyebut, saat ini ada sekitar 48% dari remajadi Indonesia sudah menikah dengan usia kurang dari 20 tahun, bahkan sebanyak 5% remaja menikah di bawah usia 15 tahun. Total remaja saat ini sekitar sembilan juta orang yang duduk di bangku SMA, SMK dan Madrasah Aliyah.

"Supaya mereka paham mengapa mereka perlu menunda perkawinan, maka pemahaman dan pendidikan akan kesehatan reproduksi itu sangat penting," kata Fasli Jalal saat acara Pencanangan Kampanye Kesehatan Ibu di Gedung Kemenkes, Kuningan, Jakarta Selatan, Senin (29/4/2014).

Pendidikan dan pemahaman tersebut menjadi sangat penting mengingat masih tingginya angka kematian ibu saat melahirkan di Indonesia, yaitu 359 setiap 100 ribu kelahiran hidup (SDKI 2012). Salah satu faktor penyebabnya adalah terlalu muda mengandung dan melahirkan.

Fasli melanjutkan, para remaja perlu terus menerima informasi dan pemahaman di usia mereka alat-alat reproduksi belum sempurna terkait kesehatan dan kemampuan mengandung dan melahirkan.

"Dalam usia mereka belum sempurnanya alat reproduksi, seperti jalan janin, betapa mudahnya uterus (rahim) itu lelah kalau berkali-kali hamil, betapa mudahnya risiko pendarahan kalau persalinannya lama," terang Fasli.

Tidak hanya masalah kesehatan reproduksi, lanjut Fasli, remaja yang memutuskan menikah muda juga harus memahami dan memiliki kesiapan memberikan gizi yang terbaik bagi dirinya ketika hamil dan juga bagi calon bayinya. Sama halnya juga tentang kesiapan mental merawat dan membesarkan sementara usia masih sangat muda.

Karena banyak kasus juga yang terjadi kematian ibu dan bayi saat persalinan karena kekurangan gizi. Misalnya seperti anemia atau kekurangan zat besi.

"Berapapun umur yang mereka pilih untuk menikah, tapi paling tidak mereka waspada kapan menentukan umur yang tepat untuk hamil," ujar Fasli.

Fasli mengungkapkan, sebanyak 20 ribu remaja di Sumatera Utara telah berikrar untuk menunda perkawinan hingga mereka betul-betul siap dari segi kesehatan dan mental.

Mereka berjanji akan menyebarkanluaskan pemahaman ini kepada rekan-rekan sebaya mereka. Karena himbauan antar rekan sebaya umumnya lebih efektif ketimbang oleh orang tua atau guru.

0 comments:

Post a Comment

 

Blogger news

Blogroll

About