Peneliti di Stanford University School of Medicine mengembangkan tes yang dapat dengan cepat memberitahu dokter seberapa besar berbahayanya tumor, bagaimana pengobatan awal dan perkembangannya dari waktu ke waktu.
Namun tes baru terbatas untuk mendiagnosa kanker yang umum seperti kanker payudara, paru-paru atau prostat. Bahkan bisa berlaku untuk orang sehat atau yang berisiko terhadap suatu penyakit.
Sel-sel kanker terus membelah dan mati, seperti yang mereka lakukan sehingga melepaskan DNA ke dalam aliran darah. Ini yang kemudian bisa terdeteksi lewat tes darah.
Namun , bahkan pasien dengan kanker hanya akan memiliki jumlah yang sangat kecil DNA dalam darah mereka, sehingga menciptakan tes yang dapat mendeteksi telah terbukti sangat rumit.
"Kami berangkat mengembangkan sebuah metode yang mengatasi dua hambatan besar di bidang DNA tumor. Pertama, teknik ini harus sangat sensitif untuk mendeteksi jumlah yang sangat kecil DNA tumor yang hadir dalam darah. Kedua, secara klinis test ini harus berguna untuk seseorang yang memiliki kanker tertentu," kata Asisten Profesor Onkologi Radiasi, Dr Maximilian Diehn.
"Kanker darah seperti leukemia yang dapat lebih mudah untuk memantaunya ketimbang tumor padat karena melalui kemudahan akses ke darah," imbuh Asisten profesor kedokteran Dr Ash Alizadeh seperti melansir dailymail, Senin (07/04/2014).
Ia menambahkan, dengan mengembangkan metode umum untuk memantau DNA tumor yang beredar, pada dasarnya mencoba mengubah tumor padat menjadi tumor cair yang dapat terdeteksi dan terlacak dengan lebih mudah.
Uji baru ini juga mampu mengidentifikasi apakah kanker kebal terhadap pengobatan tertentu, memungkinkan dokter untuk menyesuaikan jenis perawatannya.
sumber : inilah.com
0 comments:
Post a Comment